Subnetting adalah metode Memperkecil skala jaringan (jumlah Host) dan memperbesar jumlah Jaringan. Fungsi nya sendiri agar pengelolaan jaringan lebih mudah dan juga menjadi lebih efisien. Contoh 1 jaringan dibagi menjadi 4 bagian (subnet), masing masing untuk Atasan, Supervisor dan juga Client
![Fundamental .18](https://ranggamcrijll.files.wordpress.com/2017/03/fundamental-18.jpg?w=648)
Pengelolaan Jaringan diatas menjadi lebih mudah, karena masing masing bagian mempunyai Network sendiri-sendiri. Berbeda jika tidak dilakukan subnetting, pengelolaan akan lebih rumit bagi admin karena semua bagian ada di satu Network yang sama.
Untuk melakukan perhitungan Subnetting, berfokus pada 4 hal yaitu :
- Jumlah Subnet
- Jumlah Host per Subnet
- Jumlah Blok per Subnet
- Network ID dan Broadcast ID
Subnetting pada setiap Class IP caranya berbeda beda. sebaiknya, kita lihat kembali CIDR yang bisa digunakan dalam Subnetting
![Fundamental .17](https://ranggamcrijll.files.wordpress.com/2017/03/fundamental-17.jpg?w=648)
Kita mulai dari Subnetting Class C
1.Subnetting Class C
Untuk perhitungan subnetting pada class C, rumusnya adalah sebagai berikut
- Jumlah Subnet = 2n ,
Dimana n adalah jumlah banyaknya Binary 1 pada Octet keempat.
Contoh : /26 (11111111.1111111.1111111.1100000)
/26 memiliki 2 binary 1 pada octet keempat, berarti untuk mencari jumlah subnet nya adalah 22 = 4
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2,
Dimana y adalah jumlah banyaknya Binary 0 pada Octet keempat.
Contoh pada /26 (11111111.1111111.1111111.1100000)
/26 memiliki 6 binary 0 pada octet terakhir. Berarti rumusnya adalah sebagai berikut 26 – 2 = 62
- Jumlah Blok per Subnet = 256 – z
Dimana z adalah nilai subnet mask pada octet keempat.
Contoh /26 (255.255.255.192)
Berarti, 256 – 192 = 64. Jumlah Subnet pada /26 berarti 0, 64, 128, 192 (4 Subnet).
- Network ID, Broadcast, Host ID
Network ID adalah kelipatan dari Blok per Subnet, dimulai dari 0.
Broadcast nilai 1 sebelum Subnet sebelumnya, (Nilai subnet selanjutnya – 1).
Host Pertama didapat dari Network + 1, sedangkan Host terakhir didapat dari Broadcast – 1 atau Subnet selanjutnya – 2 .
Contoh : Tentukan Subnet, Network ID, Broadcast, Host pertama dan terakhir, 192.168.1.1/26!
Jawab :
Subnet = 22 = 4
Host per Subnet = 26 – 2 = 62
Blok = 26 = 64
Berarti :
![Fundamental .31](https://ranggamcrijll.files.wordpress.com/2017/03/fundamental-31.jpg?w=648)
Bagaimana? Apakah sudah paham :[] ? Jika belum paham, coba dibaca lagi pelan pelan :[]
2.Subnetting Class B
Untuk Subnetting Class B, caranya sama seperti Class C, hanya saja pada Class B kita menggunakan 2 Octet Terakhir (Octet 3 dan 4). Beda seperti Class C yang hanya menggunakan Octet ke 4. Untuk Class B sendiri, bisa menggunakan /16 sampai /30 untuk perhitungan Subnetting nya.
Contoh :
172.16.0.0/22, tentukan Jumlah Subnet, Network, Host, Broadcast !
Jawab :
/22 = 1111111.11111111.11111100.000000000
Subnet = 26 = 64
Host per Subnet = 210 – 2 = 1022
Blok per subnet = 256 – 252 = 4
![Fundamental .33](https://ranggamcrijll.files.wordpress.com/2017/03/fundamental-33.jpg?w=648)
Perhatikan pada angka yang di bold. Kenapa host terakhir dan broadcast dari subnet 1 dan 2 memliki akhiran yang sama? 254 dan 255? Karena ini class B, kita berfokus pada 2 octet terakhir, berbeda dengan class C yang hanya berfokus pada octet keempat. Kita lihat pada octet ketiga, disitulah terjadinya pertambahan “blok” per subnet. Host dimulai dari octet keempat, jika pada octet keempat sudah mencapai angka host maksimal (254 host, 255 broadcast), kita tambahkan 1 pada octet ketiga, lalu host dimulai dari awal.
Intinya, pada subnetting class B, Host terakhir dan Broadcast pada octet keempat adalah 254 dan 255. Pada octet ketiga itu terjadi perhitungan blok per subnet (-1 sebelum subnet berikutnya). Bagaimana? Sudah paham :[]? Apakah penjelasanya terlalu rumit dan membuat pusing :[]? Coba kalian perhatikan lagi table nya, terutama pada octet ketiga dan keempat Host Terakhir dan Broadcast pada setiap Subnet.
3.Subnetting Class A
Untuk Subnetting Class A, Rumus sama seperti sebelumnya. Bedanya, hanya octet yang digunakan saja. Perihitungan Subnetting pada Class A.menggunakan 3 octet terakhir (octet 2,3, dan 4).
Contoh :
10.1.1.1/15. Tent subnet, Network, Host, Broadcast!
Jawab :
/14 = 11111111.11111100.00000000.00000000
Subnet = 26 = 64
Host per Subnet = 218 – 2 = 262,142
Blok per Subnet = 256 – 252 = 4
![Fundamental .32](https://ranggamcrijll.files.wordpress.com/2017/03/fundamental-32.jpg?w=648)
Berbeda dengan Class B, pada Class A pertambahan blok per subnet terjadi pada octet ke dua. Sedangkan untuk Host Terakhir dan Broadcast, octet kedua berisi nilai 1 (-1) sebelum subnet selanjutnya, octet ketiga berisi value 255 (nilai max) sedangkan octet keempat untuk Host terakhir = 254 dan broadcast = 255.
Sumber: https://ranggamcrijll.wordpress.com/2017/03/22/jaringan-komputer-pt-7-subnetting-konsep-dan-rumus-umum/